HeadlineJelajah

Ahli Farmasi Curigai, ES Uap yang di Hendak Dimakan Bocil Asal Bajang Balong, Bukan Nitrogen Murni

Adanya kasus  bocah yang mulutnya terbakar diduga karena es uap di Ngasinan Jetis, menggelitik pengamat farmasi di Ponorogo untuk memberikan tanggapan. Arif Nasruhan, ketua Prodi Farmasi Akafarma Sunan Giri mencurigai   es smokey yang dikonsumsi bocah asal Bajang Balong tersebut tercampur senyawa kimia lain alias bukan nitrogen murni.

Bisa jadi senyawa kimia lain itu adalah Nitrogen Dioksida atau NO2 Nitrogen Oksida N2O dimana keduanya bisa meledak dan berbahaya. Jika yang digunakan Nitrogen murni, sifatnya  berupa cairan dengan suhu dibawah 100 derajat celsius dan sangat dingin. Memang nitrogen jika terkena tangan sensitif bisa melepuh tapi tidak menimbulkan api apalagi terbakar  seperti kasus yang viral kemarin.

Karenanya, patut diselidiki lebih lanjut penjualan makanan yang menggunakan senyawa Nitrogen untuk mengetahui kemurnian dan takarannya. Wakil ketua Ikatan Apoteker Indonesia – IAI cabang Ponorogo ini menjelaskan penggunaaan Nitrogen untuk makanan sebenarnya sudah diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM dan diperbolehkan untuk tambahan pangan dan tambahan kemasan pangan. Tapi jika makanan mengandung senyawa Nitrogen diberikan untuk anak kecil, wajib diwaspadai karena asap yang ditimbulkan bisa membuat sesak nafas apalagi yang memiliki asma.

Sebelumnya publik di Ponorogo dibuat heboh dengan adanya bocil asal desa Bajang Balong yang mulut dan dadanya melepuh akibat terbakar diduga minum es uap.Saat itu, anak berusia 6 tahun tersebut diajak bapaknya melihat reyogan di Ngasinan Jetis. Karena haus dan tertarik dengan makanan yang mengeluarkan asap, maka bapaknya membelikannya. Saat ini korban dirawat intensif di RSU Muslimat Ponorogo.