Anak SD Pakai Baju Tempo Dulu, Pedagang Pakaian Khas Ponorogo Laris Manis

Jika wali murid siswa SD rata-rata mengeluh dengan kebijakan memakai pakaian tempo dulu mulai 21 hingga 24 agustus namun tidak bagi kalangan UMKM Ponorogo, mereka justru ketiban rejeki dengan aturan tersebut karena dagangan mereka laris manis.


Seperti disampaikan Widi salah satu pedagang dan pengrajin kerajinan dan pernak pernik reog yang mengatakan stok pakain warok dan lurik atau surjan sempat habis. Pihaknya awalnya tidak mengetahui adanya instruksi tersebut, hanya saja tiba-tiba banyak masyarakat yang datang ke tempatnya, untuk mencari penadon bagi siswa SD,juga surjan atau adat jawa, baik bagi laki-laki maupun perempuan. 

“Kemarin itu saya sempat kaget, loh kok surjan kok tidak pakaian warok, gitu loh ya, ya kami pun sebagai UMKM tidak ada masalah, apa yang diminta menjadi kebijakan pemerintah” terangnya kepada jelajah gema surya (21/08).

Meningkatnya animo pembeli membuat pihaknya sempat kewalahan, apalagi sebelumnya pakaian tersebut hanya laku satu atau dua stel saja, sedang kemaren bisa laku sampai 50 pasang. beruntung usaha bermitra dengan UMKM lainnya sehingga ketika kehabisan barang langsung order dan segera dikirim. 

“Rame-rame kemaren, mungkin kami stoknya tidak maksimal, karena yang dibutuhkan anak-anak SD nggeh, sedangkan stock kita yang banyak itu yang dewasa” terangnya. 

Sebelumnya pakaian surjan biasanya dibutuhkan untuk siswa yang ikut karnaval 17an, namun yang membutuhkan tidak banyak, sehingga dengan instruksi tersebut, permintaan menjadi naik berlipat lipat. 

seperti diketahui dalam rangka hari jadi kabupaten Ponorogo ke 527, dinas pendidikan memerintahkan kepada guru dan peserta didik  SD negeri, swasta  untuk memakai pakaian khas Ponorogo atau pakaian tempo dulu  pada senin 21 Agustus hingga kamis 24 agustus 2023.