Jelajah

Beberapa Sekolah Lingkup Muhammadiyah Sudah Terapkan Larangan Bawa Lato-lato ke Sekolah

Sebelum dinas pendidikan Ponorogo mengeluarkan himbauan pelajar tidak membawa lato-lato ke sekolah, lembaga pendidikan di bawah naungan Muhammadiyah sudah menerapkannya. Beberapa diantaranya di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo dan di SDMT dimana sejak satu pekan, menerapkan larangan bawa mainan viral tersebut di lingkup sekolah. Mereka menilai bunyi yang ditimbulkan sangat mengganggu jika dimainkan oleh banyak siswa.

Kepala SDMT, Imam Syamsul Bahri menuturkan awalnya sekolah tidak mempersoalkan ketika anak-anak ada yang membawa dan memainkankan pada jam istirahat. Saat itu pihaknya hanya menegur dan mengarahkan siswanya, dimainkan hati-hati dan melihat waktu. Tapi ternyata hampir semua anak membawa lato-lato ke sekolah sehingga ketika main bersama menimbulkan polusi suara. Akhirnya, melalui upacara hari Senin disampaikan boleh bermain tapi tidak di sekolah.

Kebijakan yang sama diterapkan di SD muhammadiyah Ponorogo. Hartiningsih, kepala SD Muhammadiyah Ponorogo mengatakan bunyi yang ditimbulkan dari permainan tradisional tersebut mengganggu belajar. Apalagi Apalagi jam istirahat di sekolah antara kelas satu dengan lainnya tak sama. 

Jika lebih dari 5 anak membunyikan lato-lato maka dipastikan bising dan anak yang lagi mengikuti pelajaran akhirnya tak konsentrasi. Namun begitu langkah bijak sudah dilakukan, di saat booming beberapa saat lalu, sekolahnya sudah mengadakan lomba lato-lato. Setelah lomba tersebut, sekolah siswa dan wali murid sepakat larangan ada lato-lato di sekolah.