Tidak Sesuai Harapan, Pembangunan Jembatan Tukung Bulak – Balong Jadi Sorotan

Pengerjaan proyek jembatan penghubung antara Desa Bulak dan Desa Pandak, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo menjadi sorotan warga. Pasalnya, meski memakan anggaran hampir 200 juta rupiah, namun pembangunannya dinilai asal-asalan karena hanya menggunakan bambu dan sesek. Pantauan jurnalis Radio Gema Gurya di lokasi, terpampang papan keterangan proyek yang menyebutkan anggaran pembangunan Jembatan Tukung itu senilai Rp. 199.659.000,00. Di lokasi nampak ada pembangunan pondasi jembatan di kedua sisi sungai.


Proyek yang dikerjakan mulai 29 September 2020 lalu, memiliki jangka waktu pengerjaan dua bulan. Sehingga, telah berakhir bulan November kemarin. Katmanu, salah seorang pengguna jalan mengatakan, sebelum dibangun justru jembatan yang merupakan akses vital penghubung Desa Bulak dan Desa Pandak itu terbuat dari cor. Tapi, pasca direhabilitasi malah menggunakan bambu atau sesek. Katmanu mengaku, sebenarnya penghubung antara dua desa tersebut ada jalan lain. Tapi, lanjut Katmanu, memutarnya lebih jauh yang mengakibatkan warga tetap pilih jembatan sesek.

Sementara itu, Arini Musrifah, Kepala Desa Bulak, Balong mengakui jika pembangunan itu memakan anggaran sekitar 200 juta di APBD tahun 2020. Namun, anggaran ratusan juta tersebut hanya bisa untuk membangun pondasi kanan kiri saja. Nantinya, pembangunan akan dilanjutkan tahun 2021. Sedangkan jembatan sesek dibangun swadaya oleh warga desa sendiri. Yakni, dalam hal ini, warga Desa Bulak dan Desa Pandak.

Masih kata Arini, dibongkarnya jembatan tersebut sebab telah usang, rusak dan tidak sesuai dengan tinggi jalan. Dimana, jembatannya ditengarai lebih rendah dari badan jalan.