HeadlineJelajah

Miris! Trend Remaja Putri Sayat Tangan Sendiri di Ponorogo Rata-rata 5 Kasus Setiap Bulan

Kasus remaja putri yang menyayat tangannya sendiri juga terjadi di Kabupaten Ponorogo. Alasan mereka melakukan self harm (menyakiti diri sendiri) bikin mengelus dada.

Yakni rasa frustasi, kecewa pada diri sendiri, dan ingin menyerah untuk hidup. Mayoritas yang menyayat tangan dengan silet dilakukan oleh remaja putri.

“Ada lima dalam satu bulan, rata-rata usia remaja SMP dan SMA” kata Karina Rizki Rahmawati Psikolog Klinis RSUD dr Harjono ditemui Kamis (2/11) 

Menurutnya korban dan orangtua memang perlu bantuan ke psikolog atau psikiater. Anggota badan yang kerap dilukai dengan silet adalah bagian tangan. Bahkan ada yang kedua tangannya dan sayatannya pun cukup panjang, hingga lengan.

Parahnya kata Karina, malah dilakukan berkali-kali di lengan yang sama. Alasannya pasien melakukan hal tersebut, karena kurang perhatian dari orang terdekat, apalagi orang tua menjadi pemicu remaja putri ini, menyakiti diri sendiri dengan menyayat tangannya dengan silet.

“Rata-rata permasalahannya kurang perhatian entah itu dari orang tua, dari teman merasa tidak nyaman di sekolah,” jelasnya.

Kemudian juga dikarenakan yang lainnya, yakni terkena bullying, baik secara verbal maupun fisik. Kebanyakan orang tua mereka bekerja sebagai pekerja migran, di rumah ikut nenek atau kakeknya. Sehingga perhatian untuk remaja berkurang. (yd/rl/ab)