Jelajah

Hasil Cek DLH di Pabrik Tepung di Tajug, Disinyalir Penyebabnya Pengolahan Limbah Belum Maksimal

Adanya keluhan bau menyengat dari pabrik tepung di Tajug Siman mendapat tanggapan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ponorogo Gulang Winarno.

Menurutnya, pihaknya telah memperoleh laporan warga soal masalah tersebut. Bahkan pihaknya datang langsung ke pabrik tersebut. Hasilnya pabrik itu baru awal produksi.

Menurut keterangannya pengolahan limbah dilakukan secara biologis maka perlu  mikroorganisme untuk prosesnya. Bau menyengat teresbut disinyalir mikroorganisme itu mulai hidup, dan gas metan mulai terbentuk. Nantinya jika proses sudah berjalan maka baunya sudah berkurang.

Gulang mengungkapkan informasi pabrik mulai beroperasi lagi pada 15 Juli 2023. Sehingga Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara maksimal belum bisa untuk mengolah limbah. Namun jika sudah berjalan selama satu bulan di perkiraaan baru optimal. Selama ini pihak pabrik beroperasi sangat tergantung bahan baku ketela yang panennya tidak sepanjang tahun.

Gulang mengungkapkan berdasarkan informasi dari manajemen pabrik, biasanya pabrik tepung di Tajug itu mengolah maksimal 250 ton ketela, sedangkan saat ini produksinya melebihi kapasitas pengolahan akibatnya limbahnya membludak ke sungai sekitar.

Pabrik di Desa  Tajug  ini mengolah ketela dari pabrik di Dolopo. Pasalnya pabrik di Dolopo mengalami kerusakan sehingga dialihkan produksinya ke Tajug Ponorogo. Padahal pihak pabrik juga sudah berupaya untuk mengurungi bau tersebut dengan menggunakan metode dumping.