
Para petani hortikultura diwilayah Pudak kembali minta pemkab menggunakan hasil sayur mayur Pudak dalam program Bantuan pangan non tunai -BPNT . Pasalnya hasil pertanian mereka over produksi sehingga harganya anjlok . Padahal jika mampu diserap dalam program bantuan sosial tsb , bisa membantu petani balik modal .
Erwan Santoso , ketua asosiasi pedagang dan petani sayur ,saat ini jumlah sayuran yanag siap panen sekitar 40 hingga 50 ton ada di desa Krisik, Pudak Wetan dan Pudak Kulon . Jumlah tersebut tidak akan habis terserap pasar lokal Ponorogo , sementara untuk dilempar ke pasar luar daerah juga tak bisa menyusul panen raya di beberapa wilayah sentra sayuran .
Yanag bisa dilakukan petani hanya pasrah dan berharap ada campur tangan dari pemkab untuk membantu pemasaran . Salah satunya melalui Porgram BPNT seperti sebelumnya karena bisa menyerap sayuran pudak sekitar 30 ton setiap kali penyaluran .
Dijelaskan , untuk jenis sayuran yang jatuh adalah kobis dan sawi ,hanya dihargai 1000 rupiah per kg . Padahal petani dibilang untung jika harganya sekitar 2500 rupiah per kgnya . Untungnya untuk jenis sayuran lain masih tinggi seperti wortel , kembang kol,bawang pre dan seledri .
Menanggapi keinginan tersebut , Gulang Winarno , kepala Dinas Sosial P3A mengaku siap membantu dengan menggunakan sayuran Pudak untuk BPNT . Kalau tak ada halangan penyaluran untuk bulan Agustus , dimulai pada 27 September nanti menyasar sekitar 94 ribu Kpm . Bantuan nanti diwujudkan kebutuhan bahan pokok termasuk sayur mayur .