Para Guru SDN 2 Karangpatihan Pulung Rasakan tak Nyaman Mengajar dalam Tenda

Tidak nyamannya siswa kelas satu hingga 4 belajar dibawah tenda pengungsian BPBD dibenarkan Nurhadi, guru SDN 2 Karangpatihan Pulung. Menurutnya, selain tak nyaman kegiatan belajar mengajar sama sekali tidak efektif mengingat siswa sering gaduh hingga sulit konsentrasi.


Tapi selaku tenaga pendidik dirinya tak bisa berbuat banyak karena kondisi sekolah rusak dan kebanyakan siswa takut untuk belajar di dalam ruangan. Apalagi kalau angin kencang terdengar suara bunyi retakan seperti ada yang patah. Hanya siswa kelas 5 dan 6 SD saja yang belajar di ruangan kelas yang dinilai masih aman ditempati.

Dijelaskan dirinya sejak mengajar di SDN 2 Karangpatihan sejak tahun 2005, rehabilitasi terakhir dilakukan pada tahun 2009, itupun hanya perbaikan jendela sama dinding saja. Harapannya baik pemda maupun pusat untuk segera membantu memperbaiki gedung dari awal. Pihaknya pun harus menyiapkan tempat misal teras rumah warga untuk pembelajaran kalau sewaktu waktu tenda pengungsian BPBD diambil untuk difungsikan yang lebih penting.

Dari pantauan Radio Gema Surya, tenda pengungsian BPBD Ponorogo berwarna biru bertuliskan BPBD. Dengan lebar 6 meter dan panjang 12 meter, meja dan kursi tertata rapi setiap kelasnya dibuat semacam belajar kelompok.

Digunakan empat kelas tanpa pembatas di dalamnya dan tanpa papan tulis sebagai sarana belajar. Tahun ini SDN 2 Karangpatihan memperoleh bantuan kurang lebih Rp142 juta dari dana alokasi umum (DAU) untuk perbaikan 1 ruangan kelas. (yd/rl)