Jelajah

Akhir Tahun 2021, Diwarnai Dengan Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok

Akhir tahun 2021 diwarnai kenaikan harga sejumlah bahan pokok, salah satunya gabah. Kini kalangan petani padi mulai bisa tersenyum bahagia, menyusul harga gabah yang membaik. Ratna, petani dari Sukorejo salah satunya. Dirinya mulai merasakan kenaikan harga sepekan terakhir. Saat ini harga gabah basah di angka Rp 510 ribu per kwintal, sementara yang kering Rp 540 ribu/kwintal. Harga tersebut jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya yang terperosok di angka 470 ribu kwintal.

Bahkan prediksinya kenaikan akan terus terjadi mengingat stok gabah di pasaran sudah mulai berkurang. Ratna menceritakan, kawasan Sukorejo bisa dibilang beruntung karena waktu panennya paling akhir dibanding daerah lain di Ponorogo. Hal itulah yang membuat banyak pedagang luar daerah berbondong-bondong kulakan gabah di desanya. Dampak positifnya, harga menjadi bersaing tergantung kualitas padi. Selain itu, banyak daerah lain di luar Ponorogo stoknya sudah menipis sehingga hukum dagang berlaku. Diakui kualitas padi yang panen bulan Desember ini memang bagus, jadi wajar saja jika harganya juga naik.

Selain gabah, harga cabai rawit juga diprediksi akan terus melambung. Munif, Pedagang sayur di pasar Sumoroto mengatakan, harga cabai memang terus mengalami kenaikan walaupun sempat turun juga. Namun penurunannya tidak sebanyak kenaikannya. Pantauannya, kini harga cabai sudah mencapai angka 90 rb/per kg di tingkat ecer. Padahal sebelumnya masih diangka 60-70rb. Tidak menutup kemungkinan akan tembus hingga 100 ribu perkilogram mengingat stok cabai saat ini sangat menipis, sementara daerah lain baru saja menanam. Sementara masa panen harus menunggu waktu 2-3 bulan lagi.

Sekedar informasi, sebelumnnya harga minyak goreng sudah lebih dulu naik signifikan hingga tembus 20 ribu/liter dari harga sebelumnya 15 ribu. Bahkan sayur mayur seperti sawi, seledri, dan gobis juga ikut naik karena minimnya stok dan pengaruh cuaca hujan.