Puluhan Peternak Ayam Petelur di Carangrejo Bangkrut, Sisa Ayam di Kandang Diobral

Harga telur ayam yang terus terjun bebas, menyebabkan puluhan peternak ayam petelur di desa Carangrejo Sampung gulung tikar. Mereka tidak sanggup lagi mempertahankan usahanya karena kerugian yang ditanggung cukup besar. Untuk mengosongkan kandang, sisa ayam dan telur yang ada, akhirnya diobral bahkan sebagian dibagi-bagikan ke tetangga sekitar, panti asuhan, masjid dan musholla.


Seperti disampaikan Choiri, salah satu peternak, siapa saja yang ingin ayam dan telur, tinggal datang ke kandang, maka dirinya akan memberikan secara gratis. Langkah itu dilakukan, karena peternak tidak kuat lagi menanggung biaya pakan. Daripada ayam mati tidak dikasih pakan, lebih baik diberikan kepada yang lebih membutuhkan. Menurut sepengetahuannya sudah ada 10 peternak, yang tutup usaha, padahal awalnya memiliki ayam di atas 500 ekor.

Dijelaskan, harga terakhir telur di tingkat kandang mencapai 13 ribu rupiah. Harga tersebut tidak sebanding dengan harga pakan ayam yang justru terus naik hingga 400 ribu ruoiah lebih per saknya. Padahal peternak dikatakan bisa sedikit bernafas jika harga telur mencapai 25 ribu rupiah. Pihaknya tidak mau lagi berharap banyak dari pemerintah. Pasalnya perwakilannya yang mengadu ke Jakarta saja, pulang tanpa hasil yang jelas.