Witoyo Pengrajin Batok Kelapa dari Carat Kauman Yang Siap Go International

Kisah inspiratif datang dari desa Carat Kauman Somoroto, dimana Witoyo salah satu warganya, usahanya sukses berkat batok kelapa. Dari tangan dinginnya itu, limbah buah kelapa tersebut dijadikan berbagai macam kerajinan dari peralatan rumah tangga, hingga souvenir seperti gantungan kunci. Uniknya, lelaki 35 tahun tersebut belajar secara otodidak. Kepada gema surya, Witoyo menceritakan awalnya menjadi pengrajin tempurung kelapa. Tahun 2015 lalu, dirinya menganggur dan bingung kerja apa dan dimana.


Tiba-tiba terbersit membuat emban atau ring cincin yang terbuat dari batok kelapa. Sebab pada tahun tersebut, lagi booming akik, sementara harga emban atau ring cincinnya mahal. Dipilihnya batok karena bahan bakunya mudah didapat dan sering dijadikan bahan untuk memasak di tungku. Kemudian, produknya tersebut dipakai oleh salah satu PMI di Malaysia. Dari situlah, akhirnya dikenal dari mulut ke mulut dimana akhirnya banyak pesanan.

Witoyo menambahkan uang hasil penjualan tersebut dibelikan peralatan. Kemudian dia berhasil mengembangkan kerajinan batok kelapa menjadi peralatan dapur, dari enthong, mangkuk, satu set cangkir dan masih banyak lagi. Selain itu ada juga sovenir gantungan kunci. Karenanya harganya bervariasi dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung banyaknya bahan yg dipakai hingga tingkat kesulitannya. Selama ini dirinya mendatangkan bahan baku dari Trenggalek dan Pacitan.

Untuk pemasarannya, bukan hanya lokal namun juga international. Sebab hasil karyanya tersebut sering dibawa para PMI di luar negeri seperti Hongkong, Taiwan, Jepang dan Korea. Bahkan tak lama lagi juga akan tampil di pasar Australia. Sementara untuk omzet perbulan bisa meraup jutaan rupiah.