Luar Biasa! IPITEx 2021 di Thailand SMAGA Raih Prestasi

Prestasi luar biasa didapat siswa-siswi SMAN 3 (SMAGA) Ponorogo di Bangkok Internasional Intellectual Property, Invention, Innovation, and Technology Exposition (IPITEx 2021) beberapa waktu lalu. Pasalnya 2 tim sekolah yang dikirim pada kejuaraan memperoleh medali perak semua. 


Padahal mereka harus bersaing dengan kampus kampus ternama yang mengikuti kejuaraan tersebut. Perak pertama dipersembahkan Salamah Zukhrufa Jannah, Jananhti Cucu Jayadi, kedua siswa kelas 12 berhasil memperoleh perak dan kejuaraan tersebut.

Seperti yang dikatakan Salamah Zukhrufa yang mengusung sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul Ecobi (eco friendly biofoam) from Cassava Dregs and Corncobs to Overcome Environmental Problems. Dirinya bersama Jananhti Cucu Jayadi berhasil melakukan penelitian dan menghasilkan pengganti styrofoam dari limbah tanaman. Bukan tanpa alasan dirinya dan temannya mengambil karya ilmiah tersebut pasalnya dilingkungan sekitar banyak limbah terutama ketela dan bonggol jagung.

Menurutnya styrofoam, sebuah pengemas makanan yang populer di masyarakat namun membahayakan bagi lingkungan dan manusia. Pasalnya tidak bisa terdegradasi dan bahkan termasuk peringkat 5 sampah berbahaya di dunia.

Akhirnya keduanya tergerak membuat pengganti styrofoam itu dari dua limbah tanaman tersebut. Meskipun limbah ketika disulap menjadi styrofoam ternyata memiliki keunggulan misalnya ramah lingkungan, ekonomis dan aman. Dirinya beraharap karya ilmiah kedepannya bisa bermanfaat.

Sementara itu perak kedua di ajang yang sama diraih oleh Novita Dwi Fitriani (XI MIPA 7) bersama Vina Afristalianti (XI MIPA 7). Menurut Vina Afristalianti, salah satu siswa mengatakan dirinya dan temannya mengambil judul karya ilmiah Optimization of Egg Shell dan Peel of Hylocereus Undatus to be Biofilm to Make Environmental Literation.

Yang garis besarnya menurut Vina, yakni membuat plastik ramah lingkungan biofilm yang terbuat dari cangkang telur dan kulit buah naga. Di dalam cangkang telur ternyata mengandung chitosan. Sedangkan kulit buah naga dapat dijadikan tepung pati.

Sehingga dua bahan tersebut jika dipadukan bisa menjadi biofilm atau plastik ramah lingkungan. Lanjut Vina dirinya terinspirasi karena banyak limbah plastik yang dapat mencemari lingkungan dan membahayakan manusia.

Sehingga dirinya dan Novi mempunyai ide untuk membuat biofilm ramah lingkungan tersebut yang bisa menjadi plastik pembungkus makanan. Sama halnya karya ilmiah Salamah yang merupakan temannya keunggulan plastik ini ramah lingkungan, harga lebih ekonomis dan lebih cepat terdegradasi.

Sementara itu, salah satu guru Pembina KIR Siti Nurwaqidah, M.Pd mengatakan, pihaknya bersyukur anak didiknya membawa pulang dua pulang dua medali perak di kompetisi bertaraf internasional. selain dirinya sebagai guru pembina, ada juga Sri Hayati, S.Pd, serta pelatih Oki Trisnawati, S.Pd.

Menurutnya, prestasi ini terasa sangat luar biasa apalagi masa pandemi corona namun tetap mampu menorehkan juara di tingkat internasional yang untuk pertama kalinya. Meskipun ada kegagalan dalam penelitian, siswanya pantang menyerah hingga prestasi seperti diperoleh seperti sekarang ini. Pihaknya tetap akan memberikan motivasi dan memfasilitasi siswa yang ingin mengembangkan prestasinya.

Sedangkan Sasmito Pribadi M.Pd, plt Kepala SMAN 3 Ponorogo mengatakan, pihaknya punya strategi disaat pandemi agar tetap berprestasi, misalnya mengikuti perlombaan melalui sistem virtual. Pihaknya juga rajin berkomunikasi dengan atase pendidikan yang ada di kedutaan luar untuk mencari informasi perlombaan atau kejuaraan virtual.

Lanjut Sasmito, jika nantinya kejuaraan riset yang diikuti lolos di tingkat internasional, dirinya mempunyai wacana membuat SMAGA menjadi sekolah riset kedepannya. Bukan hanya riset di bidang matematika (MIPA) tetapi untuk semua bidang ilmu. (yd)