Melongok Tanaman Pundung di Ngrogung Ngebel Yang Kian Tercampakkan

Kecamatan Ngebel bukan hanya terkenal dengan durian saja, namun dulunya juga sempat dikenal sebagai daerah pengehasil pundung. Buah dengan rasa manis asam seperti duku ini sering panen bersamaan dengan manggis dan durian. Sayangnya, tidak se-eksis durian dan manggis, kini buah pundung seakan tercampakkan karena jarang diburu konsumen. Tak heran, jika diwilayah Ngebel sudah banyak warga sekitar pilih menebangnya dan menggantinya dengan tanaman produktif lainnya.


Salah satu warga Ngrogung, Arista, mengakui jika di daerahnya pundung tidak ada nilainya. Bahkan sering dipakai untuk imbuh saja jika ada konsumen membeli manggis ataupun durian. Untuk itu, banyak petani membiarkan buah pundung berjatuhan tanpa dipanen.

Berawal dari situlah, dirinya merasa prihatin padahal pundung ada juga yang rasanya manis. Selain itu kandungan vitaminnya cukup tinggi sehingga sayang apabila tanaman pundung tidak dilestarikan. Karenanya, Ia nekat menjual tanaman pundung miliknya yang lagi panen. Alhasil setelah dibawa ke kota, ternyata peminatnya cukup tinggi.

Dengan harga sekitar Rp 4000per kg, pundung dari Ngrogung Ngebel laku keras, bahkan ratusan kg bisa ludes terjual. Namun karena pohon yang dimilikinya tidak mampu memenuhi permintaan pasar akhirnya dia menjadi pengepul, dimana tetangga yang memiliki buah pundung bisa dijual ke dirinya. Harapannya dengan mulai bernilainya buah pundung, diharapkan warga mau memilihara tanaman pundung yang dimiliki, jangan sampai tanaman tersebut punah dan hanya tinggal nama.