Lestarikan Sumber Daya Ikan DIPERTAHANKAN Bagi Puluhan Jala dan Bubu

Masih maraknya mencari ikan dengan cara disetrum dan racun membuat ketar ketir Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DIPERTAHANKAN). OPD yang dipimpin drh. Andy Susetyo tersebut, memutar otak bagaimana para pencari ikan tersebut bisa tidak kehilangan penghasilan namun juga tidak mencemari lingkungan.


Aida Fitriana Mia Sari, Kabid peternakan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan, mengatakan kalau sekedar diberi sosialisasi tidak efektif. Untuk itu, pihaknya langsung berkoordinasi dengan provinsi meminta bantuan alat tangkap ikan ramah lingkungan. 

Hasilnya patut disyukuri, karena mendapatkan sekitar 62 bubu dan 42 jala melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang dibentuk OPDnya, puluhan alat tangkap ikan ramah lingkungan tersebut disalurkan. Ada 7 KUB yang merupakan binaannya diantaranya di Sooko, Sawoo, Ngrayun, Jambon, dan Jenangan.

Harapannya dengan diberikannya alat tersebut, selain lingkungan di perairan umum daratan tetap lestari, sumber daya ikan juga tetap terjaga. Yang paling penting, kesejahteraan masyarakat di sekitar aliran sungai juga meningkat. Mereka bisa menangkap ikan dengan tenang tanpa harus takut melanggar aturan.

Bantuan alat tangkap ikan ramah lingkungan tersebut disambut gembira Pujiana dari Komunitas Nelayan Air Darat Sooko. Bantuan berupa jala dan juga bengkeng yang terbuat dari bambu itu bisa membantu meningkatkan penghasilan warga juga kelestarian lingkungan tetap terjaga. 

Ia menambahkan jika di Sooko setiap hari banyak anak muda pecinta mancing mulai mendatangi Sooko, ada puluhan sepeda motor yang beramai-ramai datang untuk mancing. Diakui masih ada yang menangkap ikan menggunakan setrum tapi jumlahnya sudah berkurang. Dalam 5 tahun ke depan harapannya Sooko akan menjadi kawasan pancing. (rl)