Batik Ciprat Karang Patihan Balong Siap Go International

Salah satu produk desa yang akan segera go international adalah batik ciprat Karang Patihan, Balong, Ini setelah, pemerintah desa setempat bekerjasama dengan Diaspora Network China dan Hakka Indonesia, siap membawa batik ciprat tersebut ke China. Eko Mulyadi, Kepala Desa Karang Patihan, Balong mengaku sudah diundang ke Jakarta untuk membicarakan kerjasama itu. Dengan harapan, batik ciprat tersebut bisa mendunia. Pasalnya, batik ciprat memiliki aspek ekonomi dan sosial.


Dimana, bukan hanya membantu warga desanya dari sisi penghasilan, namun juga membantu memperdayakan para disabilitas di Karang Patihan yang rata-rata memiliki keterbelakangan mental. Sejak dua tahun terakhir, batik ciprat buatan warganya itu sebenarnya sudah banyak dipakai tokoh-tokoh nasional. Karena itulah, akhirnya dilirik oleh pejabat di pusat kemudian diperkenalkan ke Hakka Indonesia dan Diaspora Network China.

Batik ciprat memiliki keunikan karena cara membuatnya dengan teknik menciprat. Sehingga tak heran, motifnya tidak bisa sama antara satu dengan lainnya. Pihaknya mengembangkan batik ciprat sejak tahun 2016 dan mulai dipasarkan tahun 2018 lalu. Dalam pemasarannya, salah satunya yakni menggunakan media online sehingga bisa dikenal di seluruh indonesia.

Terbukti, dalam sebulan bisa terjual 400 lembar kain batik ciprat. Hanya saja dengan adanya pendemi corona, permintaan turun drastis hanya sekitar 150-an lembar saja. Eko berharap, selain go international, batik ciprat bisa dinikmati juga oleh warga Ponorogo. Pemkab bisa saja, memulainya dengan pakaian seragam PNS. Selain batik ciprat, pihaknya juga menyediakan batik tulis. Untuk harga batik ciprat dihargai senilai Rp. 75.000,00 per-meternya. (rl)