La-Nina, Sejumlah Antisipasi Dilakukan di Ponorogo
Sejak beberapa hari terakhir cuaca di Ponorogo boleh di kata cukup ekstrim. Sejumlah wilayah sangat panas namun tiba-tiba diguyur hujan dengan intensitas lebat disertai angin. Kondisi cuaca seperti ini, kata Setyo Budiono Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD, merupakan dampak awal dari La Nina. Bahkan prediksi dari Badan Meteorologi dan Geofisika – BMKG, mulai 18 Oktober hingga 24 oktober 2020 akan terjadi hujan lebat dengan intensitas 40 persen lebih tinggi dibanding hujan normal.
Pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada warga yang tinggal di daerah daerah rawan bencana longsor, banjir maupun yang ada di kawasan aliran sungai untuk waspada dengan cuaca ekstrim. selain itu sejumlah sungai di Ponorogo sudah dilakukan normalisasi.
Sehubungan dengan hal itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kawasan Permukiman (DPUPKP). OPD yang dipimpin Jamus Kunto tersebut intensif berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai – BBWS Bengawan Solo terkait antisipasi bencana banjir.
Siswanto, Kabid Sumber Daya Air DPUPKP mengatakan, berdasarkan informasi dari BMKG dampak La-Nina salah satunya akan ada hujan lebat yang bisa berpotensi banjir karena adanya luapan air sungai. Untuk itu, yang dilakukan bersama BBWS Solo, melakukan sejumlah perbaikan tanggul seperti di Kali Sawo, Kali Tempuran di Kelurahan Brotonegaran hingga perbaikan tanggul di desa Gabel, Dam Sungkur atau Sungai Taap. Semua proyek tersebut semua didanai BBWS Solo dan sudah rampung. Sementara dana DAU, sekitar 1 milyar rupiah, untuk perbaikan Dam Urung Urung, Saluran Cokromenggalan dan upaya pengendalian banjir di 5 UPT.