10 Tahun Terakhir, Perkembangan Batik Di Ponorogo Cukup Pesat

Tanggal 2 Oktober, diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Di Ponorogo sendiri, peringatan hari batik terkesan sepi apalagi ditengah pandemi. Hanya saja, wawancara gema surya dengan pengrajin batik , selama 10 tahun terakhir, perkembangan batik mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Buktinya, banyak pengrajin batik yang bangkit kembali setelah sekian lama mati suri. Seperti disampaikan Ali Muchlison, salah satu pengusaha batik di Ponorogo, sudah ada 12 UMKM yang bergerak dibidang batik.


Ini menandakan, usaha batik mulai kembali  menarik hati para pengrajin untuk kembali digeluti. Dirinya sendiri memulai usaha kerajinan batik selama 10 tahun terakhir dan memperoleh hasil luar biasa. Produknya cukup diminati konsumen bahkan diburu kolektor. Bagaimana tidak jika pertama kali dia berani memproduksi lagi batik Ponorogo tempo dulu. Dia sengaja memanggil mbah-mbah pengrajin batik untuk membatik seperti di era nya yakni tahun 50 an. Selain itu dia juga memproduksi batik kontemporer. Lebih lanjut dikatakan, selaku pengusaha sekaligus pengrajin dirinya tidak hanya mengejar keuntungan dari usaha tersebut. Melainkan banyak hal yang bisa diambil dari membatik, dari ketelatenan, budaya , hingga pemberdayaan.

Saat ini hampir semua daerah, sudah memiliki batik khas yang menjadi icon wilayah masing- masing. Harapannya, batik  tidak akan mati bahkan akan terus jaya. pemerintah daerah sudah berusaha menfasilitasi, salah satunya pengadaan seragam batik khas Ponorogo yang melibatkan pengrajin. Saat ini juga sudah ada gedung UMKM, dimana salah satunya untuk sentra batik. Dirinya juga terus memotivasi agar masyarakat tidak takut membatik, sebab potensi dan peluang usaha prospeknya masih cukup cerah. Selama mau tekun dan fokus, diyakini akan membuahkan hasil.