Jelajah

Cerita Para Pedagang Gorengan yang Berjuang Demi Migor Curah Harga HET

Masih ada distributor yang menjual minyak goreng curah diatas harga eceran tertinggi (HET) Pemerintah. Informasi yang disampaikan Mahrus Tohari warga asal Ronowijayan, ada toko sembako di Jalan Gajah Mada menjual harga migor curah Rp22.500 per Kg. Padahal sesuai HET tak boleh lebih dari Rp16 ribu.

Dirinya terpaksa balik kucing memilih membeli ke distributor lainnya di Jalan KH Ahmad Dahlan meski antri sesuai dengan yang tetapkan pemerintah. Apalagi usahanya menjual kripik usus untungnya tipis. Jika nekat membeli migor dengan harga mahal tentu tak bisa menikmati laba. Padahal distributor yang jual diatas HET itu stok migornya banyak sebab berapapun dirinya minta dilayani.

Sementara untuk mendapatkan migor curah sesuai HET, harus antri sejak jam 07.00 WIB, itu pun dia sudah mendapatkan nomor antrian 33. Yang terpenting bisa mendapatkan minyak dengan harga Rp15.500 dengan jatah 10 Kg. Setiap harinya kebutuhan minyak gorengnya mencapai 9 Kg. Kalau tidak dapat minyak goreng curah maka terpaksa tutup seperti yang dialami beberapa hari terakhir.

Sama halnya dengan Misdori pedagang makanan di Aloon-aloon, dirinya enggan beralih ke minyak goreng kemasan karena harganya mahal yakni Rp25 ribu-an per liter. Sehingga kalau membeli minyak goreng kemasan dirinya akan merugi saat menjual dagangannya.

Masih kata Misdori, sehingga dirinya terpaksa berangkat antri setelah Subuh untuk bisa membeli minyak goreng curah dengan harga HET di toko Jalan KH Ahmad Dahlan. Dirinya juga pernah libur 3 hari saat tidak memperoleh minyak goreng curah. (rl)