HeadlineJelajah

Petani Porang Ngrayun Tetap Bertahan Ditengah Anjloknya Harga

Anjloknya harga tidak serta merta membuat petani di kawasan Ngrayun kapok bertanam porang. Mereka tetap bertahan menamam tanaman golongan umbi-umbian tersebut meski saat ini harganya sekitar Rp. 4.500 per-kg-nya.

Padahal disaat porang berjaya, harganya mencapai Rp. 14.500 per-kg-nya. Kondisi itu dibenarkan Heny Purwandari, salah satu petani sekaligus supplier porang asal Binade.

Petani yang sudah lama bertanam porang tidak mengalami rugi karena bisa melakukan pengadaan bibit sendiri dan tidak sewa lahan.

Yang mengalami kerugian besar adalah para investor yang menyewa lahan untuk ditanami porang.
Hal itu karena, dengan harga Rp. 4.500 per-kg-nya, tidak lagi nyucuk antara sewa lahan, tenaga kerja, hingga perawatan.

Diakui sejak pandemi, petani kesulitan memasarkan porang. Ini setelah, pabrik melakukan pembatasan kuota untuk menyerap porang petani.

Akibatnya, jika pada bulan Agustus tidak ada barang, namun hampir dua tahun terakhir stocknya melimpah. Akibatnya, harganya sulit terkerek naik.