Stock Pupuk di Ponorogo Tak Akan Cukupi Kebutuhan Petani 3 Bulan ke-Depan

Stock pupuk terancam tidak bisa memenuhi kebutuhan petani di Ponorogo untuk 3 bulan ke depan. Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Peternakan (Dipertahankan) Ponorogo merinci, untuk alokasi pupuk di Ponorogo di Bulan September hingga akhir Desember hanya tersisa sekitar 59 juta kg.


Mahendro Akso, Kepala Bidang (Kabid) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Dipertahankan Ponorogo mengakui, jika jumlah tersebut dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan petani di Ponorogo.

Pasalnya, jumlah petani mencapai 125.000 petani sesuai dengan yang terdaftar dalam Sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).

Padahal, rekomendasi sesuai e-RDKK kebutuhan pupuk untuk satu hektar lahan pertanian sekitar satu kwintal. Namun, kenyataan di lapangan, kata Mahendro, rekomendasi tersebut berbanding terbalik dengan kebiasaan petani yang menggunakan pupuk mencapai 7 kwintal untuk satu hektar lahan.

Sehingga, untuk mensiasati kebutuhan pupuk tersebut petani diminta untuk menggunakan pupuk non-subsidi atau dengan menambah pupuk organik.

Sedangkan, untuk alokasi pupuk di Ponorogo hanya 43% dari usulan RDKK. Lanjut Mahendro, sisa alokasi pupuk di Ponorogo saat ini terbanyak ada pada jenis Urea sebanyak 8,3 juta kg, Organik 8,2 juta kg, NPK 7,2 juta ton, ZA 8,2 juta ton, dan SP-36 37 ribu kg.

Jumlah ini akan ditambah dengan bantuan Pupuk Organik Cair (POC) dari Kementerian Pertanian (Kementan) sebanyak 32 juta liter.

Pihaknya, yakin petani di Ponorogo saat ini sudah paham untuk mencampur pupuk subsidi dengan non-subsidi. Hal itu karena, untuk alokasi yang hanya 43% tersebut.