Berkah Pandemi, Harga Jeruk Petani Jambon, Meroket

Sebagian petani jeruk nipis di wilayah Jambon lagi bungah. Bagaimana tidak, jika hasil hasil perkebunannya, berbuah manis di tengah meningkatnya kasus covid 19. Jeruk nipis diburu masyarakat karena diyakini mengandung vitamin C alami yang bisa untuk pengobatan berbagai macam penyakit termasuk corona. Alhasil, sejak 3 bulan terakhir harganya meroket dari 9 ribu hingga 12 ribu rupiah per kilogramnya. Siti, petani jeruk di dusun Pakis desa Jambon mengaku permintaan naik sejak lebaran lalu. Beruntung tanaman jeruknya tidak mengenal musim, sehingga selalu berbuah, baik kemarau maupun penghujan.


Inilah yang membedakan dengan petani lainnya, sehingga ketika harga jatuhpun, dirinya tidak terlalu merugi. Sempat puasa kemarin, anjlok hanya 2500 rupiah per kgnya, namun terus terkerek naik saat lebaran, tembus 12 ribu rupiah, dan bulan ini sedikit turun di angka 9 ribu rupiah per kgnya. Biasanya di musim kemarau ini, banyak yang tidak panen sehingga stok berkurang namun permintaan naik. Dirinya memiliki 3 kotak lahan yang semuanya ditanami jeruk nipis dan juga lemon. Pemasaran langsung diambil para pedagang di pasar-pasar Ponorogo dengan satu kali panen antara setengah hingga satu kwintal.