Pedagang Pertanyakan Peminta Sumbangan Mengatasnamakan Pondok dan Masjid

Aksi sejumlah kelompok masyarakat yang meminta sumbangan kepada para pedagang di pasar-pasar Desa saat hari pasaran mulai dipertanyakan, pasalnya keberadaan mereka tergolong cukup lama yakni sudah sekitar 3 Bulan keliling kedalam pasar sambil menyodorkan kotak amal kepada pedagang maupun pembeli dengan mengatas namakan pendirian Masjid maupun Pondok Pesantren.


Seperti disampaikan Eny, pedagang asal Cokromenggalan yang sering berjualan di pasar Pulung, kelompok warga tersebut mengenakan pakaian ala santri seperti sarung, baju koko, plus peci, sebenarnya mereka tidak memaksa tetapi lama kelamaan mengganggu karena terkadang datang disaat pedagang sibuk melayani pembeli, selain itu timbul pertanyaan apakah benar mereka meminta sumbangan untuk diberikan kepada pondok maupun masjid. Padahal jika dihitung setiap pedagang ratap-rata memberikan uang minimal Rp2000.
Ironisnya, setiap ada hari pasaran selalu ada, dengan mengendarai kendaraan roda empat para remaja yang macak santri itu disebar, kemudian yang ada di dalam mobil itu berteriak minta sumbangan dengan pengeras suara. Untuk itu berharap petugas keamanan turun tangan, untuk meminta kejelasan kelompok warga itu, jika benar untuk pendirian pondok maupun Masjid yang ia ketahui harus ada izin dari Dinas Sosial.

Sementara Supriyadi, Kepala Dinas sosial P3A saat dikonfirmasi mengaku siap menindaklanjuti laporan dari pedagang tersebut untuk melakukan pengecekan apakah penggalangan dana tersebut sudah mendapatkan rekomendasi dari Dinsos. Jika tidak ada maka dipastikan ilegal dan pihaknya berhak menghentikan kegiatan tersebut, dijelaskan jika semua penggalangan dana harus mendapatkan rekom dari Dinasnya, sehingga pihaknya berharap warga maupun pedagang mau melaporkan jika menemukan aksi penggalangan dana ke satpol PP maupun Dinsos jika ditengarai ilegal.