Harga Selalu Anjlok, Petani Ponorogo Ogah Tanam Kedelai

Areal lahan kedelai di Ponorogo menyusut hingga 50 perseb. Bila sebelumnya ada 21 ribu hektar lahan yang ditanami kedelai, sejak beberapa tahun terakhir, tinggal 10 ribu hektar saja. Kondisi ini kata Medi Susanto, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan, karena petani trauma menanam kedelai.


Pasalnya setiap panen harganya anjlok sehingga merugi. Padahal harga bibit dan pemeliharaan cukup tinggi, sehingga akhirnya petani lebih tertarik menanam jagung. Lebih lanjut dijelaskan, sekarang kebutuhan kedelai Ponorogo di cukupi impor. Padahal soal rasa dan kualitas, lebih enak kedelai lokal. Sebenarnya Ponorogo pernah mengembangkan kedelai jenis gepak ijo dan gepak kuning. Sayangnya pengembangannya mandek, karena penangkarannya tidak jalan.