Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Ponorogo, Launching Pojok Kesehatan Reproduksi di Desa Nongkodono Kauman

Guna menekan angka kematian ibu dan bayi di Ponorogo, Pimpinan Daerah Asyiyah PDA Ponorogo mengadakan program pojok reproduksi. Ada 8 desa di Kecamatan Ponorogo dan Kauman, yang  memiliki Pojok Kespro ini, yakni  Kelurahan Bangunsari, Mangkujayan, Brotonegaran, dan Kepatihan serta  Desa Nongkodono, Carat, Sumoroto dan Kauman.


Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Ponorogo, Listyorini Barunanto mengatakan, untuk Rabu (30/9) September 2020 dilaksanakan launching dilakukan di Desa Nongkodono melibatkan pemerintah desa setempat dan dihadiri Forpimka dengan protokol kesehatan ketat.

Tujuannya selain menekan angka kematian ibu dan bayi saat persalinan juga untuk edukasi kepada remaja dan pasangan usia subur akan pentingnya kesehatan reproduksi. Pasalnya dengan reproduksi yang sehat maka akan melahirkan bayi sehat untuk generasi berkualitas. Untuk  reproduksi sehat sendiri harus di terapkan sejak masih usia remaja.

Lanjutnya, dengan adanya Pojok Kesehatan reproduksi, bisa memberi tambahan pengetahuan kepada warga akan bahaya aborsi yang ternyata angkanya masih tinggi. Ironisnya aborsi dilakukan bukan hanya remaja yang hamil diluar nikah, tapi juga ada ibu rumah tangga karena Kehamilan Tidak Diinginkan (KDT). Ponorogo merupakan pilot projek program pojok reproduksi, sehingga jika berhasil bisa menjadi percontohan bagi kabupaten lain.

Adanya Pojok Kesehatan Reproduksi – Kespro di Desa Nongkodono, disambut gembira Kepala Desa setempat Jemadi. Pasalnya diwilayahnya banyak pasangan subur usia muda yang perlu penambahan wawasan perihal kesehatan produksi agar nanti jika melahirkan anak, dalam kondisi sehat, cerdas dan berkualitas.  Didesanya ada 3 kader, yang telah digembleng PDA untuk bisa melayani masyarakat guna sosialisasi dan edukasi kesehatan reproduksi

Sementara Camat Kauman, Joko Waskito menyatakan dukungannya terhadap program tersebut. Diwilayahnya ada 4 desa yang memiliki pojok kesehatan reproduksi. Dijelaskan, selama ini masalah reproduksi  dipandang tabu dibicarakan karena menyangkut pendidikan seks, tapi dengan adanya pojok kesehatan reproduksi didesa desa, pandangan tabu itu akan terkikis dan berangsur menjadi ilmu  penting yang harus diketahui masyarakat.