Jelajah

Mengisi Ngabuburit dengan Seni Wayang: Petualangan Remaja di Desa Wotan

Remaja di Desa Wotan, Pulung memiliki cara tak biasa dalam menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa. Mereka tidak bermain petasan, namun justru menggeluti nguri-uri budaya Jawa, yakni berlatih kesenian dalang dan karawitan.

Muhammad Irsyad Pandu Putra Susilo mengatakan aktivitas ini dilakukan bersama sejumlah teman sebayanya. Sejak pukul 14.00 WIB, mereka sibuk menyiapkan wayang-wayang kulit untuk dimainkan. Berbagai lakon dan cerita dipelajari dari berbagai tokoh pewayangan itu.

Menurutnya, biasanya memang mendalang, tapi karena puasa tidak ada pekerjaan, jadi diajak teman-teman bermain wayang sambil menunggu berbuka. Remaja berusia 16 tahun ini mengungkapkan bahwa aktivitas nguri-uri budaya dengan rekan sebayanya itu dilakoninya sejak awal Ramadan lalu.

Setiap sore, mereka berkumpul di rumahnya yang sekaligus dijadikan sanggar seni tersebut. Mulai dari satu hingga dua, kini belasan anak tertarik berkumpul untuk mempelajari seni budaya tersebut.

Sementara itu, Reza Agil Paradi, rekan Pandu, mengaku baru pertama kali bermain wayang. Meski awalnya merasa kikuk dan tidak tahu cerita tokoh Jawa itu, namun lambat laun dia mulai menikmati permainan wayang.

Tidak sekedar bermain lakon, seni karawitan pun turut dipelajari oleh remaja tersebut. Reza mengungkapkan bahwa tidak mudah memainkan wayang tersebut, butuh waktu tidak sedikit untuk menghafalkan tokoh hingga cerita wayang. (yd/ab)