Jelajah

Jelang Ramadhan, Harga Kebutuhan Pokok Meroket, Pasar Legi Sepi Pembeli

Mendekati bulan suci Ramadhan, warga Kota Reyog dihadapkan pada tantangan ekonomi yang cukup serius. Kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok memberikan dampak yang signifikan terhadap daya beli konsumen, yang pada gilirannya berimbas pada sepinya usaha para pedagang di Pasar Legi.

Salah satu pedagang, Saroh, merasakan sendiri dampak buruk dari kenaikan harga kebutuhan pokok. Dagangannya menjadi sepi dalam sepekan terakhir membuatnya mengeluhkan sulitnya mencari pembeli.

“Pelanggan jarang datang ke pasar karena pusing dengan mahalnya  kebutuhan pokok,” ujar Saroh.

Tidak hanya Saroh yang merasakan dampak sulitnya berjualan, tetapi banyak pedagang lainnya di Pasar Legi juga mengalami penurunan aktivitas jual-beli. Banyak pedagang yang memilih menutup lapak lebih awal karena minimnya pembeli.

Kenaikan harga tidak hanya terbatas pada sembako, melainkan juga mencakup bumbu dapur. Cabai merah keriting, yang biasanya terjangkau, kini mencapai Rp 45 ribu per kilogram. Begitu pula dengan cabai merah besar yang mencapai Rp 75 ribu per kilogram. Bumbu dapur lainnya seperti bawang putih saat ini di jual denga harga Rp 34 ribu, bawang merah seharga Rp 28 ribu, dan telur Rp 30.500,-

Sementara, Slamet, warga Siman yang berprofesi sebagai pedagang soto keliling, merasakan kesulitan yang sama. Ia terpaksa mengurangi porsi jualan sotonya akibat kenaikan harga bahan pokok. Ia bahkan harus mengurangi pembelian bahan pokok agar tetap bisa menjual sotonya tanpa menaikkan harga jual.