AdvertorialJelajah

Pabrik Pupuk Porinjaya di Pudak Ubah Masalah Limbah Kotoran Sapi, Jadi Kompos

Permasalahan limbah kotoran sapi perah di wilayah Pudak mulai terpecahkan. Ini setelah di desa yang berhawa dingin tersebut mulai berdiri Pabrik Pupuk organik dimana bahan bakunya berasal dari Limkohe -alias Limbah kotoran hewan ternak sapi sejak 5 bulan lalu. Bekerja sama dengan KUD Porinjaya, pupuk organik tersebut digunakan untuk tanaman porang diwilayah Ngrayun dan sekitarnya. Mustopo, pemilik pabrik mengatakan awalnya membuka usaha pengolahan pupuk berbahan baku Limkohe, karena prihatin. Di wilayah Pudak, ada ribuan peternak sapi perah yang setiap hari memproduksi ratusan ton kotoran.

Sayangnya ada peternak yang membuang limbah tersebut ke sungai sehingga menimbulkan pencemaran. Karenanya dengan dibantu beberapa tokoh masyarakat, dan ahli di bidang pengolahan limbah, akhirnya didirikan pabrik pupuk organik di wilayah Pudak Wetan. Hasilnya luar biasa, masalah limbah kotoran bisa teratasi meski belum bisa menyeluruh, Setidaknya dengan keberadaan pabrik membantu mengurangi tletong tersebut. Pihaknya rela mengambil kotoran sapi, dari para peternak. Dalam sehari mampu memproduksi 1-7 ton pupuk kompos.

Untuk pemasaran pihaknya menggandeng koperasi Porinjaya  yang bergelut pada tanaman porang. Sehingga yang menjadi sasarannya wilayah Ngrayun, Sawoo hingga Dolopo Madiun. Untuk harga per sak ukuran 30 kg, 35 ribu rupiah, dan ukuran 40 kg, 45 ribu rupiah. Harga tersebut termasuk murah, alias lebih rendah di bawah harga pupuk organik subsidi. Selain mengatasi pencemaran, juga bisa mngembalikan kesuburan tanah. Harapannya keberadaan pabrik pupuk organik di Pudak , sehingga bukan saja mengatasi limbah di Pudak namun juga di wilayah Sooko.

Sementara Emanuel Totok, tim ahli dari Surabaya mengatakan, jika sehari-hari Pudak menghasilkan 300 ton kotoran sapi. Jika jumlah kotoran tersebut dibuang ke sungai, tak bisa dibayangkan, dampak pencemaran yang ditimbulkan. Karenanya ketika diminta untuk mengolah limbah tersebut untuk pupuk, pihaknya mengaku siap. Apalagi program tersebut sejalan dengan pemerintah yang menggalakkan penggunaan pupuk organik untuk memulihkan struktur tanah. Sementara budidaya tanaman porang juga lagi menggeliat sehingga sangat tepat jika pupuknya memanfaatkan pupuk kompos Porinjaya.

Di sisi lain, peternak juga tak perlu resah harus kemana membuang kotoran sapinya karena pihak pabrik siap mengambilnya. Diakui jika pengolahan pupuk limkohe tersebut juga dicampur bahan-bahan lainnya seperti POC, sekam bakar, bakteri penyubur, bio urine hingga kapur dolomit. Bahan-bahan itu selain bisa memperbaiki struktur tanah dan unsur hara, juga menyuburkan serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tak heran, banyak petani yang mulai menggunakannya untuk tanaman padi dan hortikultura.