Over Produksi Penyebab Anjloknya Harga Lombok

Mahalnya harga lombok yang bertahan hingga beberapa tahun terakhir, menyebabkan para petani ramai-ramai menanam. Budaya latah tersebut yang menyebabkan produksi cabe rawit melimpah bahkan over produksi saat panen raya ini. Akibatnya harga jatuh ke titik paling rendah sejak beberapa tahun terakhir.


Pendapat tersebut disampaikan Medi Susanto, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan menyikapi anjloknya harga. Sekarang terjadi over produksi karena semua wilayah penghasil lombok panen bukan hanya di Ponorogo saja, namun juga luar daerah.

Untuk Ponorogo luas area yang ditanami cabe rawit juga bertambah hingga 500 hektar. Para petani banyak yang menghabiskan lahannya untuk lombok karena tergiur harganya. Belum lagi ada bantuan bibit dari pemerintah sekitar 431 sachet untuk 21 hektar. Kedepan agar kondisi tersebut tidak terjadi, perlu ada pengembangan kawasan dan pemetaan.

Misalnya petani memiliki satu kotak lahan, jangan menanam satu macam jenis tanaman saja melainkan harus dibagi bagi dengan tanaman lain. Menanam hortikultura memang tidak mudah, karena investasi tinggi dan harga bisa sangat fluktuatif.

Sekedar mengetahui, harga cabe rawit di tingkat petani mencapai Rp.8.000 per Kg. Harga tersebut dirasakan paling rendah sejak beberapa tahun terakhir sehingga rugi. Padahal beberapa waktu lalu harga lombok masih diatas Rp.50 ribu per Kg. (rl/ab)