Tidak Ada Akses Penghubung Antara Sendang – Gedangan Ngrayun, Warga Harus Berenang Kesungai Bila Ingin Bekerja

Di era yang serba digital, ternyata masih ada warga Ponorogo yang terpaksa berenang menyebrangi sungai untuk hanya sekedar ingin ke sawah atau pun bepergian ke desa sebelah. Sebagian warga yang kurang beruntung itu berada di Desa Sendang maupun Gedangan Ngrayun. Bagaimana tidak, jika di wilayah itu tidak ada akses  yang menghubungkan dua desa tersebut, baik jalan maupun jembatan.


Padahal banyak warga Gedangan yang memiliki lahan sawah di Sendang, begitu juga sebaliknya. Praktis ketika musim penghujan tiba, harus menantang derasnya arus air sungai dengan cara berenang untuk bisa menyebrang ke desa tujuan. Namun di musim kemarau ini, karena sungai kering bisa dilewati karena ada bebatuan.

Kondisi tersebut diakui Nurwanto, warga Sendang, di mana warga desanya harus bersusah payah hanya sekedar ingin ke Desa Gedangan. Sebab tidak ada jembatan penghubung yang bisa dilalui warga. Jika tidak berenang, maka warga harus memilih jalur  memutar sejauh 15 hingga 20 Km dengan mengendarai motor. Padahal rata-rata petani diwilayahnya tidak memiliki sepeda motor.

Untuk itu, pihaknya menyambut baik jika pemerintah Desa Gedangan dan Sendang, bersatu membuka open donasi untuk membangun jembatan Dung Mojo secara swadaya masyarakat. Jembatan tersebut sangat ditunggu tunggu warga yang sudah bertahun tahun merindukan akses jalan yang mudah dan cepat.

Sementara Paijo, kepala Desa Gedangan mengatakan open donasi sudah mulai dilakukan dengan harapan 6 Agustus nanti, sudah ada peletakan batu pertama. Targetnya sebelum musim penghujan, jembatan tersebut selesai dibangun. Pemerintah di dua desa sudah sepakat untuk membangun secara swadaya menyusul usulan ke daerah tak pernah ditanggapi. Warga dan semua perangkat desa bergotong-royong dengan urunan semen. Jika jembatan sudah dibangun tak hanya gedangan sendang yang bisa menikmati namun juga warga Desa Wonodadi. (rl)