Dinkes Klaim, Angka Stunting di Ponorogo Turun Dalam 3 Tahun Terakhir
Dinas Kesehatan Ponorogo mengklaim angka stunting pada balita di Ponorogo, terus menunjukkan angka penurunan dalam 3 tahun terakhir. Jika mengacu pada data stunting bulan timbang, tahun 2018 lalu angkanya mencapai 22,51 persen, tahun 2019 turun tinggal 17,80 persen, dan tahun 2020 lalu tinggal 16,86 persen. Sedangkan data pada survei status gizi balita indonesia, Ponorogo berada di urutan 24 kabupaten/kota di Jawa Timur dengan angka sekitar 24 persen.
Lis Suwarni, Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Ponorogo mengatakan sempat bingung karena disebut-sebut angka stunting Ponorogo tertinggi di Jatim, padahal sesuai data survei status gizi balita Indonesia, peringkat pertama adalah Kabupaten Probolinggo. Mungkin penyebutannya Ponorogo dan Probolinggo nyaris sama, maka Gubernur Khofifah mungkin salah sebut.
Stunting merupakankan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya tubuh pendek, stunting memiliki banyak dampak buruk untuk anak. Status gizi buruk pada ibu hamil dan bayi merupakan faktor utama yang menyebabkan anak balita mengalami stunting. Pemerintah menargetkan tahun 2024 nanti, angka stunting setiap daerah di bawah angka 14 persen. Sehingga tahun ini, Ponorogo menjadi locus stunting meski sebenarnya setiap tahun angkanya sudah melebihi target yang ditetapkan. Dinas kesehatan terus berupaya untuk menurunkan angka stunting yakni melalui sosialisasi edukasi, dan intervensi.