Ribuan Nila Milik Petani Keramba Mati Mendadak, Dipertahankan Lakukan Pendataan

 


Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah nasib petani keramba Telaga Ngebel Ponorogo. Bagaimana tidak sudah rugi karena sepinya permintaan akibat kebijakan PPKM, kini mereka harus rugi puluhan juta rupiah menyusul ribuan ekor ikan nila piaraanya yang tiba-tiba mati mendadak Senin pagi (08/02). Salah satu petani keramba yang menderita kerugian cukup besar adalah Langgeng, dari 25 petak keramba yang dimiliki semuanya ikan nya mati, kepada gema surya Langgeng mengatakan jika ikan nya yang mati itu siap panen.

Jika dihitung kerugiannya sekitar 30 juta, karena ada sekitar 1 ton ikan baik besar maupun kecil. Dulu saat ikan mati masih banyak warung maupun pedagang kuliner yang siap menampungnya, tapi saat ini banyak warung juga tutup sehingga ikan yang mati akhirnya ditimbun saja, matinya ikan secara mendadak tersebut menurutnya karena pengaruh cuaca yang ekstrim sejak beberapa hari terakhir.

Sementara itu Dinas pertanian ketahanan pangan dan perikanan (Dipertahankan) Pemkab Ponorogo siap melakukan pendataan terhadap petani ikan di Telaga Ngebel yang terdampak fenomena alam tersebut. Dipertahankan mengatakan fenomena tersebut dinamakan upwelling, yakni naiknya massa air di lapisan bawah ke permukaan dikarenakan adanya angin yang bergerak di atas perairan, Semakin terdorongnya massa air di permukaan ini maka akan terjadi kekosongan sehingga kekosongan ini lah yang kemudian diisi oleh massa air yang berada di lapisan bawahnya.

Khusus yang terjadi di Telaga Ngebel kata Aida Fitriana Kabid peternakan Dipertahankan, naiknya massa air membawa belerang sehingga meracuni ikan-ikan yang berada di keramba jaring apung. Aida Menambahkan Pihaknya menyarankan ikan mati tersebut tidak dikonsumsi karena mengandung belerang, lebih baik ditimbun dalam tanah.