Meski Sepi, Crew Bus Jaya Kuning Tetap Jalan Demi Nafkah Keluarga
Dimasa PPKM Darurat, usaha transportasi kembali tertatih bahkan untuk sekedar menghidupkan mesin. Pembatasan mobilitas masyarakat membuat armadanya terpaksa menyusuri aspal dengan sepi penumpang. Meski begitu, bertahan adalah solusi terbaik, demi nafkah keluarga.
Hal itulah yang disampaikan oleh Azam Wijanarko, pemilik Bus Jaya Kuning. Dimasa PPKM ini, armadanya masih terus berjalan meski diakui penumpangnya bisa dihitung dengan jari. Alasanya sederhana, semua kru tetap semangat menjemput rezeki setiap harinya, disuruh untuk libur juga tidak mau. Sehingga dirinya sebagai pemilik juga mendukung. Jika dihitung untung ruginya, bisa dipastikan rugi lantaran biaya operasional tidak sebanding dengan pemasukan.
Diakui, saat ini ada pengurangan armada AKDPnya, namun untuk trayek Ponorogo – Surabaya dan Ponorogo – Trenggalek masih tetap berjalan dengan interval 2 jam. Selain itu semua crew juga sudah memiliki sertifikat vaksin seperti anjuran pemerintah. Dirinya masih bersyukur masih bisa jalan meski per harinya penumpang yang dibawa tidak lebih dari sepuluh orang. Harapannya pandemi segera berlalu agar semua mobilitas bisa berjalan normal.
Sementara itu untuk bus AKAP atau antar kota antar propinsi, di masa PPKM ini terpaksa tidak bisa beroperasi sesuai dengan ketentuan pemerintah.