Kopi Ethek, Solusi Ngopi di Sawah dan Cukup Bayar Dengan Gabah
Musim panen tiba, warga pun bersuka cita. Ada satu keunikan di kawasan persawahan desa Pijeran Siman saat datang musim panen, yang mungkin tidak bisa ditemui di daerah lain yakni penjual kopi. Penjual kopi yang satu ini unik lantaran menjajakan dagangannya di area persawahan. Lebih unik lagi pembayaran menggunakan sistem barter yakni dengan Gabah.
Sunarto Kades Pijeran Siman bercerita kepada gema surya, hadirnya penjual kopi pikul atau sering disebut ethek ini sangat ditunggu-tunggu warga yang sedang panen. Hal ini lantaran merekalah yang sesaat bisa meredakan rasa haus dan lapar ditengah aktivitas panen yang cukup menguras tenaga. Ethek biasanya selain kopi juga membawa jajanan seperti pisang goreng, gandos, dan lain-lain yang tidak bisa ditemui di kawasan kota.
Selain itu, lanjut Kades, berjualan kopi ethek ini juga merupakan tradisi yang harus dilestarikan karena sudah tak banyak lagi yang mau menekuninya. Saat ini di pijeran masih ada 5 ethek yang setiap harinya berjualan dari pagi hingga siang di wilayah persawahan masing-masing. Setiap ethek mempunyai kawasan jualannya sendiri agar tidak saling berpapasan. Nanti di sore hari mereka akan kembali ke area persawahan untuk mengambil gabah yang diberikan sebagai ganti uang pembelian kopi ethek tadi. Pihaknya berharap tradisi ini bisa diwariskan secara turun menurun di Pijeran Siman.