Kalangan Akademisi Nilai Kebijakan One Way Terlalu Cepat Diberlakukan
Kalangan akademisi menilai kebijakan uji coba satu arah di Ponorogo terlalu cepat diberlakukan tanpa melalui beberapa tahapan yang seharusnya dilalui pemerintah kabupaten. Ibarat orang terbiasa makan dengan tangan kanan, saat ini dipaksa untuk menggunakan tangan kiri.
Akibatnya menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan tidak enak. Hal tersebut disampaikan Dian Suluh, dosen Fisip Universitas Muhammadiyah Ponorogo – UMPO, menanggapi pro kontra di masyarakat terkait kebijakan one way. Bupati menyatakan hanya soal kebiasaan, namun proses adaptasi warga juga harus diimbangi dengan solusi dampak dari kebijakan one way.
Semestinya sebelum menerapkan sebuah kebijakan, pemerintah sudah mengetahui resiko penolakan, dampak buruk dan positif yang ditimbulkan dan masih banyak lagi. Bupati juga dinilai meninggalkan beberapa tahapan yang mestinya dilalui sebelum uji coba dilakukan
Misalnya kurangnya sosialisasi dan pendekatan ke warga dan belum siapnya sarana prasarana yang lengkap. Seperti jalan Sultan Agung, dipastikan kendaraan yang melintas semakin banyak dan laju kendaraan menjadi kencang lantaran jalan lebar dan searah.
Tapi pihaknya tidak melihat adanya zebra cross serta speed bump yang mengindikasikan pemerintah belum siap seratus persen. Karenanya disarankan pemerintah cepat tanggap dan merespon apa yang menjadi permintaan warga saat ini. Jangan sampai menjadi bola liar yang menjadikan Ponorogo tidak kondusif.