Festival Reog Mini Grebeg Suro Ditiadakan, Diganti Festival Reog Remaja
Sudah dua tahun berturut-turut, perayaan Grebeg Suro di Kabupaten Ponorogo tidak diwarnai dengan Festival Reog Mini (FRM). Sebagai gantinya, Pemkab Ponorogo tetap menggelar Festival Reog Remaja (FRR) yang pesertanya adalah pelajar SMP. Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora), Yuda Slamet Sarwo Edi, mengatakan bahwa pihaknya sengaja menghapus Festival Reog Mini karena pesertanya campur antara pelajar SD dan SMP.
Padahal, dalam sebuah festival, dinilai tidak adil jika siswa SD dan SMP bersaing dalam satu kompetisi yang sama. Oleh karena itu, kami mengklasifikasi sesuai dengan usia mereka dan menyesuaikan jadwal penampilan mereka, tidak harus pada saat Grebeg Suro.
Untuk tahun ini, skema penjadwalannya adalah sebagai berikut: Festival Nasional Reog Ponorogo yang pesertanya dari umum, pelajar setingkat SMA, dan mahasiswa akan tampil saat perayaan Grebeg Suro. Sementara Festival Reog Remaja, yang pesertanya pelajar SMP, akan tampil saat event Hari Jadi Ponorogo. Namun, karena tahun ini Grebeg Suro dan Hari Jadi Ponorogo waktunya berhimpitan, akhirnya kedua festival tersebut dijadikan satu.
Sedangkan untuk Festival Reog Anak, yang pesertanya siswa SD, akan tampil pada Hari Anak Nasional. Adapun untuk Reog TK dan PAUD, akan diwadahi dengan dongeng Reog Wayang Golek. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 20 grup reog yang mendaftar untuk mengikuti Festival Reog Remaja, menunjukkan antusiasme yang luar biasa.
Lebih lanjut, Yuda Slamet Sarwo Edi menjelaskan bahwa keberadaan Festival Reog Remaja, Reog Anak, dan Reog Wayang Golek adalah sebagai wujud pelestarian budaya bangsa.
“Jika tidak dari dini dikenalkan tentang reog, maka budaya yang adilihung tersebut akan punah karena tidak ada regenerasi. Padahal, warga Ponorogo sudah bertekad untuk memasukkan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO,” tambahnya.