Skip to content
Gema Surya FM

Gema Surya FM

Inspiratif, Akurat

Berita Terkini

  • Lost Contact dengan Istri Sejak Kebakaran Apartemen Tai Po Hong Kong, Suami Dina Martiana Sedih dan Bingung Cari Kemana
  • Dua PMI yang Bekerja di Taipo Hongkong Tidak bisa Dihubungi Keluarga Sejak Tragedi Kebakaran Apartemen
  • Harga Kacang Oven Ikut Naik, Pedagang Sate Ayam Ponorogo Sambat
  • 88.585 Warga Miskin di Ponorogo Akan Terima Bantuan Beras dan Minyak Goreng
  • Namanya Sering Dicatut untuk Tipu-Tipu, Plt Bupati Lisdyarita Minta OPD Cross Check Langsung ke Dirinya
Primary Menu
  • Home
  • Station Info
    • Profile
    • Data Teknik
    • Tarif Iklan
  • News
  • Podcast
  • Live Stream
  • Kontak
ON AIR
  • Home
  • 2024
  • Maret
  • 15
  • DBD Renggut Nyawa 2 Anak, Dinas Kesehatan Ponorogo Akui Kecolongan
  • Headline
  • Jelajah

DBD Renggut Nyawa 2 Anak, Dinas Kesehatan Ponorogo Akui Kecolongan

Gema Surya FM Jumat 15 Maret 2024 | 13:25 WIB
DBD
Sosialisasi dan edukasi terus dilakukan, namun masih banyak warga yang meremehkan DBD. (Foto/Dok. RGS FM)

DBD

Dinas Kesehatan Ponorogo mengaku kecolongan menyusul penyakit Demam Berdarah yang akhirnya merenggut 2 nyawa anak.

Anik Setyorini, Kabid P2P Dinas Kesehatan, mengatakan sosialisasi dan edukasi sebenarnya terus dilakukan, namun masih banyak warga yang meremehkan penyakit yang disebabkan dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

Bisa jadi juga, ketidaktahuan masyarakat tentang siklus penyakit DBD apabila sudah menyerang tubuh. Dari 2 kasus anak yang meninggal karena DBD itu, masuk ke rumah sakit sudah dalam keadaan terlambat. Padahal, jika jauh hari sudah dibawa ke fasilitas layanan kesehatan, bisa dilakukan pengawasan dan pemantauan.

Dijelaskan bahwa perjalanan fase Demam Berdarah wajib diketahui oleh warga, dari fase demam, fase kritis, hingga fase pemulihan. Umumnya, warga mengetahui jika seseorang kena DBD dan harus dilarikan ke rumah sakit jika sudah menemukan tanda bintik merah di permukaan kulit, pendarahan di hidung, atau mimisan.

Padahal, tidak semua tanda itu selalu ada pada penderita, sehingga seharusnya ketika panas berlangsung lebih dari 3 hari, sudah harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. Yang berbahaya justru ketika panas sudah turun, orang tua merasa anaknya sudah sembuh, padahal bisa jadi masuk dalam masa kritis.

Karena itu, penting melakukan pemantauan selama 5 hari ke depan pasca panas tinggi dengan mendatangi layanan kesehatan. Sementara data di Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa kasus DBD sejak Januari hingga Maret sekitar 16 orang, dua diantaranya meninggal dunia.

Asal tahu saja, DBD di Ponorogo telah memakan korban, dimana dua anak dilaporkan meninggal dunia. Masing-masing balita berusia 3 tahun, warga kelurahan Brotonegaran, dan bocah berusia 10 tahun, warga Madusari Siman. (rl/ab) 

 

About the Author

Gema Surya FM

Author

View All Posts
Bagikan :
        

Post navigation

Previous: Scoopy Tumburan dengan Beat di Desa Tajug Siman, Satu Meninggal Dunia
Next: Polisi Amankan Pelaku Konvoi Motor Sambil Acungkan Celurit di Wisata Telaga Ngebel

Related Stories

213
  • Jelajah

Lost Contact dengan Istri Sejak Kebakaran Apartemen Tai Po Hong Kong, Suami Dina Martiana Sedih dan Bingung Cari Kemana

Gema Surya FM Jumat 28 November 2025 | 12:15 WIB
214
  • Jelajah

Dua PMI yang Bekerja di Taipo Hongkong Tidak bisa Dihubungi Keluarga Sejak Tragedi Kebakaran Apartemen

Gema Surya FM Jumat 28 November 2025 | 11:50 WIB
9898
  • Jelajah

Harga Kacang Oven Ikut Naik, Pedagang Sate Ayam Ponorogo Sambat

Gema Surya FM Jumat 28 November 2025 | 11:17 WIB

Dengarkan siaran Gema Surya FM melalui live streaming dan simak berita-berita terkini Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya
  • Profile
  • News
  • Tarif Iklan
  • Live Streaming
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Babadan
  • Badegan
  • Balong
  • Bungkal
  • Jambon
  • Jenangan
  • Jetis
  • Mlarak
  • Kauman
  • Ngebel
  • Ngrayun
  • Ponorogo
  • Pulung
  • Sambit
  • Sawoo
  • Sampung
  • Siman
  • Slahung
  • Sooko
  • Sukorejo
Copyright © All rights reserved. | MoreNews by AF themes.