HeadlineJelajah

Dibayangi Tanah Retak, Puluhan KK di Sriti dan Tempuran Sawoo Diungsikan

Lantaran dibayangi ketakutan terjadi longsor sewaktu-waktu, puluhan kepala keluarga ( KK ) di Sriti Sawoo memilih mengungsi. Sukatmanto, kepala desa Sriti Sawoo kepada gema surya menceritakan, warga tak lagi berani tinggal di rumah mereka, setelah munculnya retakan tanah di sejumkah titik.

Bahkan, gunung Thukglembuk yang ada di desa setempat Selasa malam, ikutan retak sehingga membuat warga semakin takut. Dijelaskan oleh Sukatmanto, di lokasi yang berdekatan dengan gunung tersebut, ada sekitar 31 KK di RT 1/rw 1, terpaksa mengungsi di mushola, sebagian lagi tinggal di rumah saudaranya.

Selain itu, warga RT 4/ RW 1, RT 3/rw 2 juga ikutan mengungsi. Mereka ketakutan, bila terhjadi bencana sewaktu2 menghancam rumah mereka//bahkan hewan ternak milik warga juga ikut dipindahkan. Kades melanjutkan, bila cuaca masih hujan berkepanjangan, warga akan dipindahkan ke pasar Sriti yang dinilai lebih aman ketimbang di mushola. Sementara sampai Rabu pagi, 19 Oktober 2022 bantuan bagi warganya terus mengalir mulai dari Dinsos, Lazismu, maupun kelompok masyarakat lain.

Tak hanya di Sriti, tanah retak juga membayangi warga di Tempuran Sawoo. Akibatnya, sebagian penduduk di 2 dukuh yakni di dukuh Krajan dan Karangrejo, juga ,mengungsi. Wisnu, kepala desa Tempuran Sawoo menceritakan, untuk mengantisipasi kemungkinan longsor, pihaknya mengungsikan warganya ke tempat yang lebih aman karena retakan tanah semakin lebar.

Untuk menampung pengungsi, pihaknya menyiapkan kamp di balai desa, dan di rumah-rumah penduduk yang dirasa aman. Pihaknya hanya bisa berharap, hujan sementara tidak lagi turun sehingga yang dikhawatirkan warga tidak terjadi.