Cerita Dimas Akbar, Suporter Aremania Asal Ponorogo Yang Nyaris Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan

Laga BRI Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3 pada Sabtu, 1 Oktober 2022 di stadion Kanjuruhan Malang, menimbulkan rasa trauma mendalam bagi Aremania Ponorogo ( julukan suporter Arema ) yang ikut menyaksikan langsung jalannya pertandingan.


Salah satunya bagi Dimas Akbar kurniawan, suporter Aremania asal jalan Seram, dimana nyaris jadi korban tagedi kerusuhan yang mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia. Lelaki berusia 26 tahun itu tak menyangka, jika laga tersebut berakhir menjadi sebuah tragedi.

Kepada gema surya, pemuda yang akrab dipanggil Dimas ini bercerita jika nekat menonton tim ksebelasan kesayangannya tersebut Sabtu, 1 Oktober 2022 kemarin mengendarai motor bersama temannya. Informasi yang diterimanya ada sekitar 35 Aremania asal Ponorogo yang berangkat ke kota apel itu dengan armada bus. Bahkan rombongan juga izin ke kepolisian.

Dijelaskan, jika dirinya merasakan suasana mulai tak terkendali menjelang pertandingan berakhir. Takut terjadi apa-apa dan terjebak kemacetan, dia bersama temannya keluar stadion sebelum pertandingan usai. Belum sempat meninggalkan stadion tiba-tiba mendengar keributan dan tembakan gas air mata. Karenanya dia kembali lagi ke dalam stadion mengingat ada teman- teman dari Ponorogo yang masih terjebak di dalam stadion. 

Bahkan dia mendapat kabar 2 orang temannya asal Ponorogo terluka. Disitulah dirinya melihat kepanikan luar biasa antara pemain dan penonton ditambah mata yang perih dan wajah panas terkena semburan gas air mata. Ironisnya akses pintu keluar cuma satu, sedang pintu lainnya ditutup. Penonton yang mencapai ribuan berjejal keluar lewat pintu tersebut ada yang terjatuh dan akhirnya terinjak-injak.

Menurutnya yang menyebabkan kepanikan karena Polisi terburu-buru menyemburkan gas air mata tidak hanya kepada penonton yang masuk lapangan tapi juga yang ada di tribun. Padahal disitu ada anak-anak, bayi, wanita hamil yang ikut menjadi penonton. Untungnya seluruh suporter Aremania asal Ponorogo selamat, dan dua orang yang sempat terluka bisa pulih kembali. Mereka bisa keluar dari stadion sekitar jam 01.00 WIB dinihari.

Lebih lanjut Dimas menceritakan, trauma melihat penonton yang dievakuasi di tribun VIP cukup banyak dengan kondisi ada yang sudah meninggal dunia dan kritis. Dari sekian banyak pertandingan yang pernah di saksikan, kejadian di stadion Kanjuruhan Malang paling menakutkan. Sehingga pikir-pikir lagi jika ada pertandingan lain untuk datang langsung menyaksikan. Pernah pada 2018 lalu, di stadion yang sama terjadi kasus serupa, tapi tak ada korban yang meninggal dunia.