HeadlineJelajah

Puncak Kemarau, Desa Duri Slahung Mulai Dilanda Krisis Air Bersih

Musim kemarau mulai diwarnai dengan krisis air bersih di sejumlah wilayah. Salah satu desa yang sudah mengajukan permohonan dropping air adalah dukuh Jenggring Duri Slahung Ponorogo. Wilayah tersebut dikenal sebagai daerah langganan kekeringan setiap puncak musim kemarau tiba.

Dwi Mahmudin, kepala desa Duri mengatakan ada satu RT di lingkungan Banyuripan yang sumber airnya mulai mengecil bahkan tak keluar sama sekali yakni di RT 23. Ada sekitar 156 jiwa di RT tersebut dimana setiap puncak musim kemarau kesulitan air bersih mengingat secara geografis letaknya berada di pegunungan.

Pihaknya dijanjikan BPBD setiap seminggu sekali dikirim dua mobil tangki air bersih. Jumlah tersebut dirasa sudah mencukupi kebutuhan warganya yang mengalami dampak kekeringan.

Sementara Jamus Kunto Purnomo, kepala BPBD saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya mengirimkan 2 unit mobil tangki dengan kapasitas 5000 hingga 6000 liter.

Sebenarnya di desa Duri Slahung sudah ada sumur air dalam tapi belum optimal melayani kebutuhan air di wilayah tersebut. Secara teknis, pihaknya tidak mengetahui pasti karena menjadi wewenang DPU PKP. 

Dijelaskan, sejak 5 tahun terakhir, jumlah wilayah yang kekeringan di Ponorogo terus berkurang. Tahun 2017 lalu ada 8 desa yang minta dropping air bersih tapi tahun ini diprediksi hanya 2 desa saja, yakni Duri Slahung dan Candi Mlarak.

Bulan Agustus ini berdasarkan data dari BMKG Jatim, Ponorogo memasuki puncak musim kemarau dan September puncak kekeringan.