Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta Selidiki Sapi Perah Mati Karena PMK

Tingginya angka kematian sapi perah di wilayah pudak menarik perhatian khusus dari tim ahli Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta. Balai penyidikan penyakit hewan tersebut turun gunung ke Ponorogo untuk mengambil sampel organ dalam sapi yang mati karena PMK itu.


Roin Umayya, dokter hewan di Pusat Kesehatan Hewan mengatakan, tim ahli terdiri dari seorang dokter hewan dan tiga (3) paramedis dari Yogyakarta itu mengambil sampel organ dalam sapi yang mati seperti jantung, paru-paru, dan retikulum untuk menemukan faktor penyebab kematian.

Tim mengambil sampel secara acak sapi mati di 3 desa yakni Pudak Kulon, Pudak Wetan, dan Krisik. Selain itu, pihaknya juga melakukan wawancara dengan peternak sesuai kuisoner. Dimana, hasil uji laboratorium diperkirakan baru keluar dalam beberapa hari ke depan.

Toleransi tingkat kematian hewan ternak akibat serangan PMK di bawah 5%, namun kata Roiin, mortalitas sapi perah di Kecamatan Pudak melebihi persentase itu.