Menyikapi Mahalnya Kedelai Impor, Kedelai Lokal Bisa Jadi Solusi

Menyikapi harga kedelai yang naik cukup tinggi dan membuat pengrajin tempe mengernyitkan dahi, solusi pun muncul untuk kembali mengangkat kedelai lokal. Medi Susanto, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Perikanan Ponorogo kepada gema surya ahad (03/01) mengatakan, jika pihaknya berkeinginan untuk kembali mengangkat kedelai lokal.


Menurut Medi sebenarnya paradigma petani sudah mulai berubah, jika dulu kebutuhan lokal itu luar biasa besar dengan varietas kedelai slamet, misalnya jenis kedelai gepak ijo dan gepak kuning yang sempat diakui oleh Pemerintah, sehingga di tahun 2000 pernah dirilis dan diakui, tetapi karena permintaan itu tidak ada karena banyaknya kedelai yang datang dari Amerika. Kurangnya minat untuk konsumsi kedelai lokal bisa jadi karena bentuknya kecil-kecil sehingga dirasa kurang menarik yang akhirnya membuat kedelai lokal ini tidak punya tempat di Kota sendiri.

Belum lagi kata Medi, tidak ada satupun yang mau menanam kedelai di Ponorogo, Alasanya karena secara ekonomi harganya tidak menjamin. Medi mengatakan sebetulnya kedelai dengan varietas lokal punya potensi, tetapi karena tidak ada minat maka diserahkan kepada pasar.