
Puluhan hektar tanaman padi di Ponorogo terserang bakteri Xanthomonas. Berdasarkan data di dinas pertanian ketahangan pangan dan perikanan – Dipertahankan, setidaknya 38 hektar yang terserang hama daun itu, tersebar di 11 Kecamatan seperti Mlarak, Siman, Kauman, dan Badegan.
Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Suwarni, mengungkapkan bahwa tingkat serangan di beberapa lokasi sudah tergolong parah, mencapai lebih dari 15 persen, sehingga harus segera dikendalikan dengan penyemprotan pestisida.
“Tanaman yang terserang sudah memasuki fase pengisian bulir atau jebul, sehingga jika tidak segera ditangani, hasil panen akan menurun drastis,” jelas Suwarni.
Ia menjelaskan bahwa serangan Xanthomonas ini dipicu oleh musim hujan serta kebiasaan petani yang menggunakan nitrogen secara berlebihan, tetapi kurang memberikan kalium. Selain itu, banyak petani yang langsung mengolah lahan untuk ditanami padi kembali setelah panen, tanpa memberikan waktu bagi jerami yang tertinggal di tanah untuk terurai menjadi kompos.
“Ketika lahan belum selesai berproses menjadi kompos tetapi sudah ditanami kembali, patogen bisa berkembang dan menyebabkan serangan penyakit,” tambahnya.
Saat ini, pihaknya telah mulai melakukan penyemprotan pestisida di area yang terdampak parah. Sementara itu, untuk lahan dengan tingkat serangan ringan hingga sedang (di bawah 15 persen), petani dianjurkan melakukan pengendalian menggunakan musuh alami atau agen hayati agar lebih ramah lingkungan.