![Sawah](https://gemasuryafm.com/wp-content/uploads/2025/02/Sawah.jpg)
Sejumlah tanaman padi milik petani di Ponorogo mengalami ‘asem-aseman’. Gejalanya ditandai dengan daun padi yang menguning kemerahan, dimulai dari ujung lalu menjalar ke pangkal daun hingga akhirnya mengering dan menyebabkan pertumbuhan lambat. Selain itu, akar tanaman tampak berwarna cokelat, mudah mengelupas, dan sebagian membusuk.
Katini, salah satu petani di Desa Gandukepuh, Kecamatan Sukorejo, mengungkapkan bahwa ‘asem-aseman’ ini terjadi akibat tanaman padi terendam air dalam waktu lama akibat curah hujan tinggi.
“Kalau musim kemarau, tanaman padi justru tumbuh bagus. Tapi sekarang, karena hujan terus, padi saya banyak yang terkena asem-aseman,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini umur tanaman padi masih kurang dari satu bulan. Untuk mengatasi masalah ini, ia melakukan pemupukan serta perawatan dengan mencabut rumput liar di sekitar tanaman. “Kalau mau hasilnya lebih bagus, harus disemprot juga,” tambahnya.
Petani lain, Nur Arini, juga mengalami hal serupa. Menurutnya, curah hujan yang tinggi menyebabkan banyak tanaman padi terserang asem-aseman.
“Saya sudah melakukan penyemprotan agar tidak semakin parah. Kalau dibiarkan, panen kami bisa berkurang banyak,” katanya.
Sebagai informasi, sekitar 50 hektare lahan sawah yang tersebar di lima kecamatan, yakni Badegan, Sampung, Jambon, Kauman, dan Sukorejo, berisiko mengalami panen yang tertunda akibat serangan penyakit ini.