Harga Jagung Tembus Rp 5700 per Kg, Keuntungan Petani Hanya Tipis
Harga jagung di pasaran saat ini telah mencapai angka Rp 5700 per kilogram. Namun, sayangnya berita gembira ini belum cukup untuk membuat sejumlah petani merasa untung besar. Sebaliknya, mereka masih dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama dalam menghadapi biaya tinggi dalam menanam jagung di musim kemarau yang panjang.
Atmaja, seorang petani yang berasal dari Desa Ngadisanan, Sambit, mengungkapkan bahwa salah satu masalah utama yang dihadapi oleh para petani adalah pengairan. Karena hujan tidak turun sama sekali selama musim kemarau, petani harus mengandalkan pengairan dengan bantuan sibel. Namun, biaya pengairan yang tinggi membuat mereka merasa tertekan. Untuk satu jam pengairan, petani harus mengeluarkan sekitar Rp 15.000, dan rata-rata sekitar 7 hingga 8 jam diperlukan untuk mengairi satu kotak sawah.
“Sudah 8 kali pengarian,” katanya
Selain masalah pengairan, petani juga dihadapkan pada biaya pupuk dan tenaga kerja yang tinggi. Semua faktor ini secara kolektif membuat biaya menanam jagung menjadi tinggi, jika dibandingkan dengan menanam padi. Padahal, hasil gabah padi dianggap lebih menguntungkan dibandingkan dengan hasil jagung.
Namun, Atmaja mengungkapkan, meskipun biaya tinggi, para petani tetap melihat adanya potensi keuntungan, meskipun tipis, dari harga jagung yang saat ini mencapai Rp 5700 per kilogram.