Banjir, Usaha Batu-bata dan Ternak Lele di Jabung Mlarak, Rugi Puluhan Juta Rupiah
Banjir yang melanda kawasan Jabung Mlarak Selasa Siang, 18 Oktober kemarin tidak hanya menyebabkan 2 tanggul di bawah tanggul sungai Gendol hancur, namun juga membuat pengusaha batu bata dan pengusaha ternak lele merugi. Budi Ratno, kepala desa Jabung Mlarak menyebutkan, Setidaknya 3 pengusaha batu bata dan 2 pengusaha ternak lele di desanya harus gigit jari setelah banjir merendam usaha milik mereka. Total kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.
Dijelaskan Budi Ratno, penyebab meluapnya sungai Gendol ini, lantaran sungai Gendol merupakan bertemunya dari beberapa sungai yang ada di desa-desa sekitarnya seperti tegalsari, Mojorejo, dan Gandu. KOndisi ini diperparah dengan adanya bangunan-bangunan ruko yang disewakan di tanah PJKA yang awalnya untuk saluran pembuangan air namun kini posisinya menjorok ke sungai sehingga menyebabkan sungai Gendol menyempit. Tak heran, begitu hujan turun dengan intensitas tinggi dan durasinya lama seperti yang terjadi kemarin, air pun tak mampu tert ampung dan mengakibatkan banjir.
Diakui, memang berulangkali Jabung kebanjiran , dua minggu sebelumnya, tiang besi penyangga jembatan sungai Gendol yang berada di tengah-tengah desa lenyap terbawa air. Karena itu, saat ini jembatan penghubung menuju ke Gandu, Gontor, Jorsan maupun Siwalan tersebut ditutup total untuk kendaraan roda 4, dan hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda 2 saja.
Sekedar mengetahui, hujan terus menerus yang mengguyur Ponorogo menyebabkan banjir menggenangi Jabung Mlarak. Air baru surut pada Selasa malam, 18 Oktober 2022.