
Anik saat ini masih dirawat di RSU Aisyiyah, kondisinya semakin membaik pasca diduga keracunan Jumat 31 Januari 2025. (Gema Surya/Yudi)
Warga dihebohkan dengan kasus dugaan keracunan makanan yang menyebabkan puluhan orang dilarikan ke rumah sakit. Dalam waktu yang berdekatan, terjadi dua kasus dugaan keracunan di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo dan salah satu pondok pesantren di Desa Belang, Kecamatan Bungkal.
Mereka mengalami mual, muntah, diare, dan lemas setelah menyantap hidangan sate gule. “Memang masih perlu ada penyelidikan lebih lanjut apakah benar para korban keracunan makanan yakni sate gule atau faktor lain,” ujar Rahma Putri Atgiyanti S.GZ, ahli gizi RSU Muhammadiyah. menanggapi kejadian tersebut.
Rahma menjelaskan bahwa banyak faktor yang dapat menjadi penyebab seseorang mengalami keracunan makanan. “Di antaranya proses pengantaran makanan dari lokasi catering ke tempat hajatan sekaligus proses penyimpanan ketika makanan itu stay di lokasi,” terangnya. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah bahan yang digunakan, seperti daging dan bumbu, yang mungkin kualitasnya tidak bagus atau bahkan kadaluarsa. “Yang tak kalah penting proses pengolahan hingga penyimpanan daging dalam freezer,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Rahma menjelaskan langkah awal jika seseorang mengalami keracunan adalah minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi. “Setelah itu jika keluhan seperti diare muntah terus terjadi, harus segera mendatangi fasilitas layanan kesehatan terdekat,” imbaunya.
Sebagai informasi, puluhan warga Desa Bondrang harus dilarikan ke puskesmas setelah menghadiri hajatan pada Jumat, 31 Januari 2025. Diduga, mereka keracunan hidangan sate gule yang disajikan oleh tuan rumah. Bahkan, salah satu warga atas nama Miskun (60) meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif.
Selain di Desa Bondrang, kasus keracunan massal juga terjadi di sebuah pondok pesantren di Desa Belang, Kecamatan Bungkal. Setidaknya 22 santri dan pengurus pondok mengalami keracunan setelah menyantap hidangan yang sama.