Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) melanda Desa Tumpakpelem, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, menyebabkan kerugian besar bagi para peternak. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 27 sapi mati akibat PMK, sementara 181 sapi lainnya sedang dalam proses pengobatan.
Wahyu, Sekretaris Pemerintah Desa Tumpakpelem, menjelaskan bahwa wabah ini mulai terdeteksi pada 8 Januari 2025. Dalam waktu seminggu, penyakit tersebut telah menyebar dengan cepat, tidak hanya di Tumpakpelem tetapi juga ke desa-desa sekitar.
“Awalnya hanya satu sapi yang terkena PMK, tetapi seminggu kemudian sudah menyebar. Ternak yang terkena PMK ini memang belum pernah divaksin sama sekali,” kata Wahyu.
Kerugian yang ditimbulkan sangat besar, diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Selain kematian puluhan sapi, harga sapi yang masih sehat pun turut anjlok akibat wabah ini.
“Para peternak sudah berupaya secara mandiri melakukan pengobatan, tapi kadang ada sapi yang tetap tidak bisa diselamatkan,” tambah Wahyu.
Ia juga menyebutkan bahwa pemerintah desa telah melaporkan situasi ini ke dinas terkait. “Pihak dinas sudah turun tangan untuk membantu para peternak dalam menangani wabah ini,” ujarnya.
Para peternak berharap bantuan dari pemerintah dapat mempercepat penanganan dan pencegahan agar wabah tidak semakin meluas. Wabah PMK menjadi pukulan berat bagi ekonomi peternak lokal yang sangat bergantung pada hasil ternak mereka.