Memasuki bulan Januari, permintaan trombosit di Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Ponorogo meningkat. Hal ini terjadi seiring dengan merebaknya kasus demam berdarah dengue (DBD). Berdasarkan data per 8 Januari, UDD PMI Ponorogo telah mendistribusikan 35 kantong trombosit. Jumlah tersebut diprediksi akan terus mengalami kenaikan.
Pada Desember 2024 lalu, permintaan mencapai 66 kantong trombosit yang dikeluarkan oleh PMI Kabupaten Ponorogo. Luhur Karsanto, Ketua PMI Kabupaten Ponorogo, mengatakan bahwa meskipun permintaan meningkat, pihaknya masih dapat melayani kebutuhan tersebut. PMI Ponorogo memiliki alat pemisah trombosit dan melakukan pengolahan darah untuk trombosit setiap hari.
Menurut Luhur, permintaan kantong trombosit tidak hanya untuk keperluan pasien DBD, tetapi juga untuk masalah kesehatan lainnya, seperti autoimun, kemoterapi, dan penyakit lainnya. Namun, sebagian besar permintaan saat ini diperuntukkan bagi pasien yang terjangkit DBD dan menjalani rawat inap di rumah sakit (RS).
“PMI Ponorogo melayani rumah sakit dengan sistem rantai dingin, artinya proses pengiriman dilakukan langsung dari PMI ke masing-masing rumah sakit melalui bank darahnya,” jelas Luhur.
PMI Ponorogo juga menerapkan sistem jejaring dengan PMI di wilayah Madiun Raya. Sistem ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan trombosit jika permintaan tinggi sementara stok di PMI Ponorogo kosong.