Tak ingin terulang krisis air bersih di saat musim kemarau, Polres bersama pemerintah kabupaten (Pemkab) Ponorogo menambah empat titik pembangunan sumur dalam. 4 titik tersebut yakni dua titik lokasi di Kecamatan Slahung yakni Desa Wates dan Bedog, satu titik di desa Dayakan Kecamatan Badegan, dan satu titik desa Karangpatihan di Kecamatan Pulung.
AKBP Anton Prasetyo Kapolres Ponorogo, mengatakan air sumur dalam yang ia resmikan bersama Bupati Sugiri Sancoko itu diklaim dalam kondisi layak untuk dikonsumsi. Rata-rata air ini bisa digunakan untuk mengairi 50-80 hektare lahan, dan bisa memenuhi kebutuhan air bagi 50 KK di satu RT.
Sementara itu Sugiri Sancoko Bupati Ponorogo, menjelaskan, pembangunan sumur dalam itu bertujuan mengatasi kekeringan yang selalu terjadi berulang setiap tahun. Selain itu juga sebagai upaya mitigasi, agar kejadian serupa ke depan tidak terulang kembali.
Pihaknya menargetkan dalam waktu dua tahun ke depan, ada puluhan titik sumur dalam yang dibangun di wilayah terdampak kekeringan di Bumi Reog. Dengan demikian, ketika musim kemarau panjang, warga tidak lagi kesulitan mendapat air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Menurutnya upaya lain seharusnya dibangun embung. Karena kalau musim hujan, hampir 70 persen air hujan itu terbuang ke sungai, padahal begitu musim kemarau air itu dibutuhkan.
Maka butuh manajemen penyimpanan yang belum kelar sampai hari ini, maka pihaknya mencanangkan ada biopori, embung, termasuk bekerjasama dengan Perhutani.