HeadlineJelajah

Warga Jalan Hos Cokro dan Urip Sumoharjo Mulai Keluhkan Debu dari Eks Pasar Lanang

Warga sekitar dan pengguna jalan yang melintasi kawasan Jalan HOS Cokroaminoto dan Urip Sumoharjo mulai mengeluhkan kondisi eks Pasar Lanang yang saat ini bangunannya telah rata dengan tanah. Di musim kemarau, urukan tanah di bekas pasar tersebut menimbulkan debu yang berterbangan akibat angin kencang, menyebabkan polusi udara yang cukup mengganggu.

Arief Nasruchan, salah satu warga Jalan Urip Sumoharjo, mengungkapkan bahwa debu yang berterbangan tidak hanya menjadi polusi udara tetapi juga membuat lantai rumahnya cepat kotor sehingga harus sering dibersihkan.

“Debu ini selain menjadi polusi udara, juga membuat lantai rumah harus sering dibersihkan karena gampang kotor. Bagi yang alergi udara, debu tersebut tentu menimbulkan sesak napas dan juga batuk,” kata Arief.

Ia juga menambahkan bahwa banyak pengguna jalan yang berhenti di lampu merah mengeluhkan mata mereka kelilipan debu. Meski sudah ada laporan dari warga ke pemerintah kabupaten, hingga kini belum ada tindak lanjut.

“Sebenarnya sudah ada laporan dari warga ke pemkab namun belum ada tindak lanjut. Sebelum ada pengurukan tanah yang awalnya akan digunakan untuk gedung ekraf, tidak terlalu banyak debu. Semestinya pasca diurug harus ada penyiraman minimal seminggu dua kali dan juga pemadatan tanah,” jelas Arief.

Arief juga menggarisbawahi pentingnya pemanfaatan lahan eks Pasar Lanang ini, karena jika dibiarkan tanpa ada kegiatan apapun, tanah urug tidak akan segera padat. Selain itu, saat musim penghujan, lahan tersebut akan ditumbuhi ilalang yang bisa menjadi sarang ular dan tikus.

“Karenanya menurut saya, perlu ada pemanfaatan lahan eks pasar itu. Sebab jika musim penghujan, lahan tersebut juga ditumbuhi ilalang yang menyebabkan banyak ular dan tikus,” tambahnya.